Mengawali presentasinya, pemateri menjelaskan perbedaan antara seks dan gender. Menurutnya, seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan, sedangkan gender berkaitan dengan peran dan perilaku yang ditentukan oleh sosial dan budaya masyarakat. Ningsih menuturkan, tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW secara jelas menegaskan bahwa perempuan adalah manusia seutuhnya, sebagaimana laki-laki, yang harus diperlakukan secara baik dan manusiawi. Perbedaan jenis kelamin tidak boleh menjadi alasan untuk melemahkan, melainkan harus dipandang sebagai kekuatan bersama untuk menjalani misi hidup.
Pemateri juga menyoroti tentang ketidakadilan berbasis gender yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, isu ini bisa mewujud dalam bentuk stereotyping, marginalisasi, subordinasi, beban ganda, hingga kekerasan fisik. Kekerasan berbasis gender tidak hanya terjadi secara fisik di dunia nyata, tetapi juga secara online di dunia maya seperti online defamation, cyber harassment, malicious distribution, sexting, dan sebagainya. Ningsih mengajak agar korban kekerasan berbasis gender di dunia maya ini berani mendokumentasikan kejadian hingga melaporkan si pelaku. “Pelaku kekerasan berbasis gender ini tidak boleh dibiarkan,” tandasnya.
Secara khusus, pemateri berharap agar mahasiswa baru dan sivitas akademika UIN Gus Dur secara umum memiliki wawasan gender. Saat ini, UIN Gus Dur melalui PSGA telah memfasilitasi adanya ruang konseling dan gender bernama Unit Layanan Terpadu SETARA (ULP SETARA). ULP ini bertujuan untuk memberikan layanan secara strategis terkait pencegahan, pemulihan dan penindakan pelaku kekerasan berbasis gender. Jenis pelayanan di ULP ini meliputi pelayanan konseling dan psikososial, pelayanan kesehatan, pelayanan hukum dan pelayanan keagamaan.
Secara umum, pembekalan materi responsif gender kepada mahasiswa baru bertema “Kampus Responsif Gender dan Zero Tolerance terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Anak” ini berjalan dengan lancar. Para peserta terlihat antusias menyampaikan pertanyaan dan berbagi pandangan. Semua pertanyaan dari peserta juga telah terjawab oleh pemateri.
Reporter : Muhammad Jauhari Sofi
Editor : Dimas Prasetya
Redaktur : Humas Bagian Umum