Pada even tersebut, Syamsul dan Muhamad Rifa’i mempresentasikan paper dengan judul “Empowerment of Strategic Elites in Establishing Religious Moderation and Harmony Awareness Villages: Pilot Project of Linggoasri Village, Kajen District, Pekalongan Regency” (Pemberdayaan Elit Strategis Dalam Membentuk Desa Moderasi Beragama dan Sadar Kerukunan: Pilot Project Desa Linggoasri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan).
Syamsul menyebut, alasan yang melatarbelakangi pemilihan judul adalah karena permasalahan mengenai intoleransi beragama yang hingga kini masih sering terjadi di Indonesia. “Pengabdian masyarakat yang kami lakukan berbasis Moderasi Agama, sesuai tema Agenda Riset Keagamaan Kemenag, kami memilih Desa Linggoasri sebagai pilot project karena agama masyarakatnya beragam; Islam, Hindu, Kristen, dan Budha. Bahkan dalam satu keluarga banyak yang agamanya berbeda,” kata Syamsul.
Dalam paparan makalahnya, Syamsul mengungkapkan ada empat aset kultural warga Desa Linggoasri yaitu: keragaman agama (Islam, Hindu, Budha dan Kristen), keharmonisan antarumat beragama (tidak pernah terjadi konflik kelompok),sikap toleransi beragama (antarumat beragama hidup berdampingan dan saling menghargai perayaan hari besar masing-masing agama), dan terdapat tempat wisata yang mendukung kesejahteraan masyarakat (Wisata Linggo Asri).
Atas raihan paper terbaik kedua ini, Rifa’i mengatakan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan tidak akan terhenti dan akan terus dilanjutkan. “Ke depan pemberdayaan ini akan dikembangkan untuk masyarakat Linggoasri yang memiliki religius culture festival, camping moderasi beragama untuk siswa dari berbagai agama setingkat SMA, dan launching Linggoasri sebagai Desa Moderasi Agama dan Sadar Kerukunan,” tandasnya.
Lebih lanjut, Rifa’i berharap pada gelaran ICON UCE berikutnya, semakin banyak dosen UIN Gus Dur yang bisa ikut mempresentasikan paper hasil pengabdian masyarakat. “Semoga dengan terpilihnya paper kami dapat memberikan inspirasi dalam melakukan pemberdayaan berbasis moderasi beragama di Indonesia. Kami berharap pada kegiatan ICON UCE selanjutnya bisa lebih banyak lagi paper dari UIN Gus Dur yang diterima,” ungkapnya.
Selain presentasi paper, pada ICON UCE 2022 juga terdapat Pelatihan Metodologi Asset Based Community Development (ABCD) yang pesertanya diseleksi secara nasional. UIN Gus Dur dalam hal ini diwakili oleh Ade Gunawan, berhasil terpilih untuk mengikuti pelatihan tersebut. Sebagai informasi. ICON UCE merupakan acara internasional yang diselenggrakan 2 tahun sekali oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag, sehingga ICON UCE berikutnya akan digelar pada tahun 2024 mendatang.
Reporter : Baryachi
Editor : Dimas Prasetya
Redaktur : Humas Bagian Umum