Dalam kesempatan tersebut, Ciswoyono yang merupakan Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan memaparkan materi tentang “Tantangan dan Peluang mahasiswa Di Era Disrupsi”. Latar belakang materi ini adalah saat ini dunia pada tahap perubahan besar dalam konteks produksi dan distribusi barang serta jasa yang didukung oleh inovasi. Inovasi ini membentuk masa depan industri dan ketenagakerjaan.
“Perguruan tinggi sebagai wadah serta memiliki peran besar untuk para generasi penerus dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, dengan kerja keras dan ilmu yang akan dipelajari nantinya akan menjadi semangat pembangunan bagi Indonesia di era bonus demografi dan revolusi digital,” ujar Ciswoyono. Ia menambahkan, guna mendukung bonus demografi, maka para generasi Z dan generasi milenial harus terus mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan pribadi agar dapat menjadi talenta muda yang unggul dan kompetitif. Hal ini penting sebagai salah satu alternatif solusi dalam rangka menyambut tantangan pekerjaan di masa depan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan dalam bidang ketenagakerjaan, terdapat beberapa dampak dari industri 4.0 yaitu tren pekerjaan yang semakin berkembang, seperti (1) Revolusi teknologi yang meliputi digitalisasi, kecerdasan buatan, pemakaian biometrik, otomasi, robotika, dan big data; (2) Revolusi keahlian akibat perubahan teknologi yang berbeda dengan yang ada sekarang sehingga dapat menimbulkan miss-match yang lebih besar; (3) Perubahan budaya yakni mengubah selera dan kebutuhan generasi masa depan misalnya merubah nilai-nilai sosial dan prinsip keberlanjutan yang menjadi nilai organisasi masa depan; (4) Perubahan demografi seperti urbanisasi dan migrasi. “Kemudian berikutnya, perubahan iklim baik global maupun regional yang berdampak pada sektor pertanian dan sektor terkait lainnya,” pungkas Ciswoyono.
Penulis : Dimas Prasetya
Editor : Lulu Safitri