Hadir secara langsung tim kolaborasi, yakni: Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. H. Muhlisin, M.Ag., Dosen UIN Gus Dur Pekalongan, Muhammad Jauhari Sofi, M.A., dan Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ma’as Shobirin, M.Pd. Kemudian hadir sebagai narasumber yang didatangkan langsung dari Filipina, Dr. Saprolla Rollie Deporos dari Wisdom Islamic School Davao Filipina.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Dr. H. Muhlisin, M.Ag., menyampaikan agar mahasiswa memperbanyak rasa bersyukur, atas nikmat iman dan Islam yang telah ada sampai saat ini. “Belajar dari potret pendidikan di Filipina semoga memantik semangat para mahasiswa agar semakin meningkatkan prestasi belajarnya mengingat segala hal sudah terfasilitasi dengan baik,” tutur Muhlisin.
Dr. Saprolla Rollie Deporos dalam sesi materinya memaparkan terkait eksistensi keberlangsungan lembaga pendidikan Islam level Madrasah di tengah Negara Filipina yang mayoritas penduduknya yang non-muslim. “Madrasah di Filipina memiliki dinamika dan sistem yang berbeda, di antaranya 1) Madaris, DepEd Privat School yang merupakan Madrasah swasta dari pemerintah 2) Alive program public school yaitu sekolah negeri 3) Weekend Madrasah atau akhir pekan yang dapat diakses semua usia diberbagai level/kelas 4) Independen madrasah yaitu madrasah yang berdiri sendiri diluar dari campur tangan pemerintah,” ungkap Saprolla.
lebih lanjut Saprolla menambahkan bahwa Madrasah di Filipina memiliki beragam potensi dan tantangan yang dihadapi. Madrasah di Filipina sangat memprioritaskan mulianya akhlak siswa dibanding penguasaan akademik karena penghuni surga terbanyak kelak adalah orang yang memiliki adab bukan hanya berilmu. “Banyaknya ragam madrasah di Filipina karena Islam sebagai minoritas perlu menyediakan tempat yang banyak untuk menempuh pendidikan dan memperdalam agama”, tutur Saprolla.
Diskusi interaktif berjalan dengan lancar dipandu oleh Dosen UIN Gus Dur Pekalongan Muhammad Jauhari Sofi, M.A., dalam kesimpulan diskusi antara lain bahwa Filipina merupakan negara sekuler yang memisahkan urusan negara dan agama dan terdapat kondisi adanya diskriminasi antara Islam sebagai agama minoritas dan agama Kristen sebagai agama mayoritas di sana.
Reporter : Anik Maghfiroh
Editor : Dimas Prasetya
Redaktur : Humas Bagian Umum