Hadir sebagai narasumber para pakar di bidangnya, yakni Tatang Muttaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D., selaku Direktur Pendidikan Tinggi dan IPTEK Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Sahabuddin Baso, S.Sos., M.M., sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Badan Kepegawaian Negara dan Dedi Basuki, A.Md., sebagai Analis Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara.
Dalam sambutan pembukaan acara, Rektor IAIN Pekalongan Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., mengungkapkan, bahwa penyamaan persepsi terhadap visi misi IAIN Pekalongan penting dilakukan bagi semua civitas akademika.“Visi misi perlu disosialisasikan dan dipahami semua pihak agar sinergi dalam perencanaan ke depan, termasuk optimalisasi tugas pokok dan fungsi/wewenang dan tanggung jawab masing-masing,” ungkap Zaenal.
Berkenaan dengan proses transformasi IAIN Pekalongan menjadi UIN K.H. Abdurrahman Wahid, Zaenal menyebut kualitas profesionalitas kinerja dari seluruh civitas akademika harus ditingkatkan, termasuk target capaian proses pembelajaran. “Pengembangan digitalisasi pembelajaran tidak boleh berhenti, meski pembelajaran tatap muka atau konvensional tetap diperlukan. Selain itu, program studi yang sudah terdaftar untuk melakukan reakreditasi harus segera ditindaklanjuti dan menjadi prioritas,” tambah Zaenal.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi dan IPTEK BAPPENAS Tatang Muttaqin dalam paparannya mengutarakan alternatif strategi yang tepat dalam perencanaan pendidikan tinggi di IAIN Pekalongan, yakni mengacu pada sasaran program yang berstandar pendidikan tinggi. “Mulai dari moderasi beragama, pengelolaan dan jaminan mutu pendidikan, kualitas pelayanan, kualitas riset, pengabdian yang semuanya mengacu pada program rencana strategis yang berorientasi pada output ke depan,” ungkap Tatang.
Mengutip Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Republik Indonesia,Tatang memaparkan bahwa ada 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada perguruan tinggi yang dapat dijadikan pedoman. Di antara IKU tersebut adalah lulusan perguruan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, dan praktisi diundang dan mengajar di dalam kampus.
Kemudian IKU lainnya, yaitu hasil kerja dosen dapat digunakan oleh masyarakat, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta program studi berstandar internasional. “Dengan regulasi demikian diharapkan IAIN Pekalongan yang sebentar lagi bertransformasi menjadi UIN K.H. Abdurrahman Wahid dapat masuk kategori kampus maju bukan lagi berkembang,” pungkas Tatang.
Reporter : Anik Maghfiroh
Editor : Dimas Prasetya
Redaktur : Humas Bagian Umum