Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah tim pengajar Bebras IAIN Pekalongan. Workshop computational thinking bertujuan untuk mensosialisasikan, membahas soal-soal computational thinking, bermain game tentang computational thinking, belajar aplikasi Scratch serta pendaftaran akun Bebras. Workshop ini juga bertujuan untuk mengubah mindset guru, terutama yang selama ini hanya menjadi pengguna atau mengajar TIK (Teknologi Informasi Komunikasi).
Santika Lya Diah Pramesti, M.Pd. selaku narasumber menyampaikan untuk memahami computational thinking bukan hanya dengan mempelajari kurikulumnya, namun juga harus memahami keseluruhan aspeknya. “Computational thinking atau pemikiran komputasional adalah cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menguraikan setiap masalah menjadi beberapa bagian atau tahapan yang efektif dan efisien,” ungkapnya.
Santika yang juga merupakan Ketua Program Studi Tadris Matematika menambahkan, Indonesia akan semakin maju jika siswa pada tingkat pendidikan dasar dan menengah sudah mengenal computational thinking dan dasar-dasar informatika. Karena itu menurut Santika para guru MI perlu memikirkan bagaimana cara mengintegrasikan computational thinking dalam berbagai mata pelajaran terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sementara itu, Dekan FTIK Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag. dalam sambutannya menuturkan, kegiatan workshop ini merupakan tindak lanjut dari MoU antara IAIN Pekalongan dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan Kemenag Kota Pekalongan. “Adanya workshop computational thinking ini juga merupakan integrasi dengan kurikulum baru 2022 (prototype) dengan computational thinking,” jelasnya. Sugeng menitipkan pesan kepada seluruh peserta workshop untuk selalu mengembangkan diri terutama dalam hal computational thinking dan penggunaan informasi teknologi.
Lebih lanjut, Sugeng menyampaikan harapannya agar seluruh peserta workshop dapat mensosialisasikan computational thinking dan melakukan microteaching terhadap siswanya masing-masing. Saat ini computational thinking dapat menjadi sarana yang baik untuk meningkatkan kecakapan critical thinking, communication, collaboration, creativity dan innovation. Semua kecakapan tersebut sangat dibutuhkan untuk masa depan siswa dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
Reporter : Baryachi
Editor : Dimas Prasetya
Redaktur : Humas Bagian Umum