Print this page

Dosen UIN Gus Dur Jadi Pembicara Special Talkshow Batik TV

19 December 2022

Pekalongan (19/12) - Syamsul Bakhri, M.Sos., Dosen Sosiologi UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan jadi pembicara dalam Special Talkshow Batik TV Pekalongan yang membahas tentang Tarif Cukai Sebagai Upaya Penurunan Prevalensi Perokok Anak pada Sabtu (17/12/2022). Acara ini diadakan Batik TV bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah.

Special Talkshow tersebut mengundang tiga pembicara yaitu M. Arif Sambodo, SE, M.Si., selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Cahya Nugraha, SE, MM., sebagai Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas KWBC Jateng dan DIY, dan Syamsul Bakhri, M.Sos., Dosen Sosiologi UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Pada talkshow ini dibahas tentang pengenaan cukai dimaksudkan sebagai upaya pengendalian konsumsi rokok sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Cukai. Kebijakan pengenaan cukai ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, yaitu untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang salah satunya dicapai dengan penurunan prevalensi merokok, khususnya usia anak.

Ditanya mengenai dampak kenaikan cukai 10 % terhadap penurunan prevelensi perokok anak, Syamsul Bakhri menjawab, secara struktural kebijakan tersebut akan mempersulit anak untuk membeli 1 bungkus rokok. Namun, jika rokok ketengan masih bisa didapatkan dengan mudah maka kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan.

“Selain itu, tidak signifikan jika anak-anak tidak mendapat pengawasan dari orang tua dan lingkungan masyarakat, maka dari itu perlu di ciptakan sistem aplikasi lapor anak yang merokok,” kata Syamsul. Ia menambahkan, rokok dapat membawa dampak negatif bagi generasi muda karena akan membuat kondisi fisik yang lemah dan lebih jauh dapat membuat kecanduan sehingga rokok menjadi kebutuhan primer setelah makan.

Untuk mengurangi hal negatif tersebut, Syamsul menyebut orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam melarang anak-anak yang masih di bawah umur menjadi perokok. “Tentunya, orang tua harus mencontohkan untuk tidak merokok dengan selalu ingatkan bahaya merokok. Dan yang terpenting selalu bangun komunikasi dengan anak dan ajari anak untuk menolak ajakan merokok  dari teman sebaya,” tutup Syamsul.


Reporter    : Baryachi

Editor        : Dimas Prasetya

Redaktur    : Humas Bagian Umum

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…