Print this page

Kontingen IAIN Pekalongan Promosikan Batik Jlamprang di PWN Palembang

14 November 2021

Palembang (14/11) – Salah satu kegiatan pada Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XV di Palembang adalah upacara adat.

Pada kegiatan upacara adat, seluruh kontingen mengenakan baju adat sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Pada momen tersebut, kontingen IAIN Pekalongan mengenakan baju adat yang dikombinasikan dengan Batik Jlamprang. Batik Jlamprang merupakan salah satu motif batik khas Kota Pekalongan dengan motif geometris yang biasanya berupa lingkaran dan segitiga. 

Upacara adat adalah kegiatan PWN di mana kontingen dari berbagai daerah mengenakan pakaian adat masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar para peserta dan pengunjung dapat melihat dan mengenal kekayaan budaya dan keanekaragaman pakaian adat yang dimiliki bangsa Indonesia. Sesuai arahan Rektor, kontingen menjadikan momen tersebut sebagai ajang untuk mengenalkan batik khas Pekalongan, yakni batik motif Jlamprang. Afrizul, salah satu peserta PWN putra mengenakan blangkon Batik Jlamprang, baju beskap hitam dengan bawahan celana hitam yang dikolaborasikan dengan sarung Batik Jlamprang di bagian luar. Sementara salah satu peserta PWN putri Vira, mengenakan baju kebaya hitam, selempang dengan bawahan rok Batik Jlamprang.

Motif Jlamprang adalah motif batik yang berbentuk geometris, baik lingkaran maupun segitiga. Motif Jlamprang mendapatkan inspirasi dari motif tenun yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India, yakni kain tenun berbahan sutra yang dibuat dengan teknik ikat dobel atau patola. Kemudian oleh masyarakat Pekalongan diadopsi ke dalam motif batik yang dikombinasikan dengan ceplok yang terdiri dari bentuk bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun menyerupai anyaman pada tenun patola lalu diberi warna warni yang mencolok, jadilah motif Jlamorang yang indah, simetris dan ritmis. 

Dari sudut pandang historis, Batik Jlamprang sebenarnya motif yang biasa digunakan dalam upacara sakral, sebagai bagian dari benda yang menjadi media dalam Upacara Nyadran. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, batik ini digunakan oleh masyarakat umum dan kini menjadi simbol Kota Pekalongan. Pemakaian Batik Jlamprang pada upacara adat bhineka tunggal ika di Perkemahan Wirakarya Nasional memiliki nilai strategis sebagai media untuk mengenalkan ciri khas Pekalongan sebagai kota batik dan kota kreatif dunia. Selain kontingen IAIN Pekalongan, kontingen dari PTK  lain juga mengenakan pakaian adat sesuai dengan ciri khas dan kekhasan masing-masing.


Reporter  : Irfandi

Editor      : Dimas Prasetya

Redaktur  : Humas Bagian Umum

 

 

   

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…