Print this page

LP2M UIN Gus Dur Adakan FGD Pemetaan Keberagamaan Aktivis Mahasiswa

26 October 2022

Pekalongan (26/10) - Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menyelenggarakan kegiatan ekspose hasil pemetaan keberagamaan pada Senin, 24 Oktober 2022 di Hotel Dafam Pekalongan. Pemetaan  keagamaan ini dilakukan kepada aktivis mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Jawa Tengah. Pemetaan dimaksudkan untuk mengetahui pandangan keberagamaan aktivis mahasiswa, berdasarkan 4 indikator moderasi beragama yang diberikan oleh Kementerian Agama, yakni Radikalisme (anti kekerasan), komitmen kebangsaan, akomodatif terhadap budaya lokal dan toleransi.

Pemetaan dilakukan menggunakan pendekatan mix methods, yakni kuantitatif dan kualitatif. Jumlah responden sebanyak 360 mahasiswa, dan narasumber wawancara sebanyak 30 orang. Berdasarkan data angket, pemahaman keagamaan aktivis mahasiswa PTKIN mayoritas didapatkan melalui pesantren, yakni sebanyak 57%. Selain pesantren, mereka juga memahami agama melalui sekolah agama/madrasah, yakni sebanyak 33%, melalui guru ngaji sebanyak 4%, dan mengaku tidak pernah belajar agama sebanyak 3%.

Hasil kuantitatif menunjukkan, 28% aktivis mahasiswa PTKIN se-Jateng terindikasi tidak moderat. Selebihnya, sebanyak 72% sesuai dengan indikator moderat. Dibanding indikator moderat lainnya, indikator toleransi aktivis mahasiswa paling tinggi, yakni sebanyak 77%, diikuti komitmen kebangsaan sebanyak 73%, dan akomodatif pada budaya lokal sebanyak 67%. Indikator radikalisme (anti kekerasan) menjadi indikator dengan level paling rendah sebanyak 66%. Temuan ini menunjukkan, bahwa mayoritas aktivis mahasiswa memiliki pandangan keagamaan yang moderat. Diantara pandangan moderat tersebut, toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi indikator tertinggi. Selanjutnya diikuti dengan komitmen terhadap bangsa, seperti pernyataan setia kepada Pancasila NKRI.

Hasil wawancara menunjukkan adanya ketidak konsistenan pandangan keagamaan aktivis mahasiswa. Misalnya, beberapa narasumber memiliki keyakinan bahwa Islam adalah ajaran yang lengkap, memandu seluruh dimensi kehidupan manusia termasuk sistem negara (politik), Islam harus terbebas dari berbagai pengaruh luar seperti modernisasi, yahudi, serta dukungan terhadap penerapan Perda Syari’at. Di sisi yang lain, narasumber yang sama banyak yang menunjukkan pemikiran moderat. Misalnya mengatakan, demokrasi sudah tepat diterapkan di Indonesia, penerapan Pancasila sudah tepat, harus menghargai nonmuslim. Menurut analisis tim peneliti LP2M, hasil kualitatif yang menunjukkan ketidak konsistenan pandangan keagamaan, bisa jadi disebabkan oleh masifnya penyebaran ideologi antara Islamisme dan Nasionalisme.


Reporter             : Fitri Kurniawati & Nanang

Editor                 : Baryachi

Redaktur            : Humas Bagian Umum

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…