Menag menyampaikan, minat mahasiswa UM-PTKIN 2023 yang sudah tergambarkan menunjukan pemetaan peminatan para calon mahasiswa, untuk itu perlu afirmasi khusus seperti beasiswa atas Program Studi Agama yang jarang peminat, agar kedepan jangan sampai gulung tikar. “Kekuatan PTKIN berada pada nilai nuansa Islam nya, namun beberapa prodi seperti manajemen dakwah, ushuluddin, tafsir dan lainnya malah justru sepi peminat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama agar kedepan bisa lebih baik,” ungkap Menag.
Menag mengungkapkan, dunia kajian di kampus semakin lama semakin berkurang, kampus hanya seperti mesin pemproduki tenaga kerja, yang terjadi pola pengajarannya hanya mengandalka modul saja. “Inklusifitas di PTKIN menarik untuk ditindak lanjuti, dengan menerima mahasiswa di luar agama Islam sekalipun. Karena dalam paparan tadi disebutkan ada 24 pendaftar dari agama selain Islam yang ingin masuk PTKIN, justru perbedaan itu yang memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia,” ungkap Menag.
Selain itu Menag juga memberikan gambaran kedepan bahwa metode perkuliahan secara hybrid di Perguruan Tinggi juga mungkin saja dilakukan, agar perkuliahan lebih efektif dengan mempertimbangkan sarana dan prasana yang ada.
Sementara dikesempatan yang sama Ketua Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) PTKIN, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag., menuturkan rekrutmen mahasiswa baru melalui UM-PTKIN adalah jalur penerimaan dengan kuota terbesar sebanyak 40% dari total keseluruhan penerimaan mahasiswa baru di PTKIN, “UM-PTKIN merupakan upaya ujian dalam menjaring mahasiswa yang berkualitas dan unggul yang pelaksanaan ujiannya kredibel dan akuntabel,” tutur Prof. Imam.
Lebih lanjut Prof. Imam memberikan keterangan perbedaan UM-PTKIN dengan tahun sebelumnya, yakni bahwa mahasiswa baru yang mengikuti UM-PTKIN dari jalur lulusan manapun baik IPA, IPS, Keagamaan dan lainnya boleh memilih ke Program Studi manapun, tidak dibatasi. “Ada 59 Perguruan Tinggi, 1279 Program Studi dan dengan total peserta 95.769 pada tahun 2023,” tambah Prof. Imam.
Reporter : Anik Maghfiroh
Editor : Baryachi
