Print this page

Optimalkan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, PSGA IAIN Pekalongan Bentuk KKN Tematik Gender

10 November 2021

Pekalongan (10/11) - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan gelar sosialisasi dan pendampingan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Desa Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.

Berkat kerjasama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik gender 2021, acara ini yang terselenggara dengan tertib pada Selasa, 26 Oktober 2021 di Balai Desa Wiroditan. Sehubungan kondisi masih pandemi Covid-19, peserta yang hadir dalam jumlah terbatas, yakni para kader PKK di setiap RT dan perangkat desa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Program pemberdayaan kepada masyarakat merupakan salah satu bagian penting dari tri dharma perguruan tinggi. Tahun 2021 ini, PSGA IAIN Pekalongan membentuk KKN Tematik Gender yang kedua kalinya, setelah sebelumnya diadakan secara daring dengan tema Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual di Kampus”. Kali ini, KKN Tematik Gender dikemas melalui Tematik Mandiri dengan mengusung tema “Advokasi Mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak dalam Mencapai Akselerasi SDG’s Di  Desa Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”.

Wiroditan menjadi sasaran KKN Tematik Gender di tahun 2021 ini karena dilatarbelakangi dengan problematika dan kondisi masyarakat terhadap rendahnya pemberdayaan perempuan dan peduli anak. Kesejahteraan dan kesehatan pada perempuan dan anak di Desa Wiroditan membutuhkan perhatian serius. Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Desa Wiroditan, Waluyo bahwa kasus stunting pada anak di Desa Wiroditan tercatat nomor 1 di Kabupaten Pekalongan. Belum lagi kesadaran pendidikan terhadap remaja perempuan di Desa Wiroditan, khususnya pada jenjang perguruan tinggi. Remaja perempuan di Desa Wiroditan rata-rata bekerja dan menikah di usia muda. Fenomena ini juga akhirnya berdampak pada banyaknya kasus perceraian di usia muda. Disamping itu kasus kenakalan remaja juga masih menjadi PR di Desa Wiroditan, tutur Waluyo.

Sambutan Kepala PSGA IAIN Pekalongan, Ningsih Fadilah, M.Pd saat pembukaan acara menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan merupakan aspek penting yang tidak bisa ditinggalkan dalam upaya pembangunan suatu desa dan daerah, baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial maupun bidang kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) ini merupakan program kerjasama antara KPPA dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang sudah digagas sejak akhir tahun 2020. DRPPA ini bertujuan untuk mendorong pembangunan desa sehingga dapat memberi ruang dalam menangani persoalan perempuan dan anak. Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan, akses terhadap pendidikan berkualitas, menurunkan angka perkawinan anak dan menumbuhkan pusat ekonomi yang berbasis rumahan, sehingga ibu-ibu rumah tangga memiliki otonomi dalam pendapatan rumahan. “Perempuan menjadi bagian penting dalam pembangunan Desa, partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan keterlibatan perempuan dalam kegiatan program desa sangat berpotensi untuk mengatasi persoalan sosial dan perempuan yakni menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan, perkawinan anak, pekerja anak dan meningkatkan ekonomi perempuan”, pungkas Ningsih Fadhilah.

Narasumber kegiatan sosialisasi ini adalah Kepala Bidang PPPA Dinas PMD P3A & PPKB Kabupaten Pekalongan, Cicih Eko Atmawati, S.Tp. Dalam materinya, Cicih menegaskan bahwa pengalokasian dana desa sekarang sudah saatnya difokuskan dan diprioritaskan pada upaya pemberdayaan masyarakat, capacity building perempuan desa dan tidak lagi untuk pembangunan infrastruktur. Berdasarkan data yang valid, Cicih juga menyinggung bahwa sampai saat ini di Pekalongan Selatan, masih banyak dijumpai perempuan kurang lebih berusia 15 tahun sudah menikah bahkan memiliki dua anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan finansial yang kurang memadai mampu merenggut kebahagiaan serta masa depan anak. “Terdengar miris tapi memang seperti itu kenyataan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Inilah potret riil di Pekalongan”, terang Cicih.

Lebih lanjut, Cicih menjelaskan bahwa Kabupaten Pekalongan, pada tahun 2019 menduduki peringkat 4 (empat) terhadap kasus stunting yang belum optimal tertangani. Hingga kini, Desa Wiroditan Kecamatan Bojong masih menjadi penyumbang angka yang cukup besar atas kasus stunting di Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan upaya lebih di Desa Wiroditan. “Dinas terkait selalu berupaya untuk menurunkan angka stunting tersebut melalui banyak hal seperti sosialisasi, pemberian bantuan asupan gizi anak, optimalisasi posyandu, dan kegiatan pendukung lainnya” tutup Cicih.

Melihat fenomena di atas, maka sudah seharusnya program pemberdayaan masyarakat menjadi perhatian bersama. Dalam mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak membutuhkan keterlibatan seluruh masyarakat tanpa membedakan gender (laki-laki dan perempuan) yang meliputi stakeholder, kader penggerak, serta warga pada umumnya. Harapan besar dari program KKN Tematik Gender ini mampu menjadi bagian dari gerakan pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan yang responsif gender, memenuhi hak-hak perempuan dan anak sehingga berkontribusi pada pencapaian Akselerasi SDG’s Di  Desa Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.


Reporter    : Ningsih Fadilah

Editor        : Saiful Anam

Redaktur    : Humas Bagian Umum

 

 

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…