Print this page

Pascasarjana UIN Gus Dur Gelar Diskusi Ilmiah Bahas Tantangan dan Masa Depan Pesantren

11 October 2022

Pekalongan (11/10) – Pascasarjana UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan gelar Diskusi Ilmiah Dosen Prodi Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Senin, 10 Oktober 2022 di Hotel Nirwana Pekalongan dengan mengusung tema “Universalitas, Tantangan dan Masa Depan Pesantren dalam Membangun Peradaban Nusantara Perspektif K.H. Abdurrahman Wahid”. Acara ini dibuka secara langsung oleh Direktur Pascasarjana UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag.

Dalam Diskusi Ilmiah tersebut, Pascasarjana UIN Gus Dur mengundang tiga narasumber yaitu Dr. KH. Ahmad Barowi, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana UNISNU Jepara, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., sebagai Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, dan Prof. Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag., selaku Ketua LP2M UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Penanggung Jawab kegiatan Dr. Slamet Untung, M.Ag., menuturkan bahwa kegiatan diskusi ilmiah merupakan agenda rutin di masing-masing Program Studi Magister yang ada di Pascasarjana UIN Gus Dur Pekalongan. “Diskusi ilmiah ini adalah satu upaya dalam meningkatkan potensi dan kapasitas dosen guna menciptakan iklim akademik yang lebih maju dan tentunya diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perkembangan Pascasarjana UIN Gus Dur Pekalongan, ungkap Untung.

Dalam sesi  materi, Dr. KH. Ahmad Barowi, M.Ag., menjelaskan pemikiran Gus Dur mengenai sistem pendidikan pesantren ideal, yakni yang mampu mengharmonisasikan antara ilmu agama dan ilmu umum sehingga santri tidak hanya berkutat dengan ngaji saja, namun mampu memahami keadaan dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Jika hal tersebut diterapkan, maka akan memunculkan pendidikan pesantren yang bersifat universal, yang bisa diterima oleh semua kalangan.

Hal senada turut disampaikan oleh Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., yang memaparkan bahwa universalitas pesantren layak disandang bagi pesantren yang menerapkan nilai humanisme, antroposentris serta mampu menjaga eksistensi dalam mengakomodasi budaya lokal. Prof. Zaenal menegaskan bahwa nilai humanisme merupakan kata kunci dalam mendukung peradaban nusantara dengan perspektif K.H. Abdurrahman Wahid.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag., dalam penjelasannya menyebut, sosok K.H. Abdurrahman Wahid merupakan sosok ulama inspiratif, negarawan, budayawan sekaligus politikus hebat yang pantas untuk dijadikan tauladan. Ia menyebut, untuk mendapatkan produk santri seperti sosok Gus Dur maka sistem pendidikan pesantren perlu didorong untuk mengintegrasikan ragam ilmu agama dan ilmu umum yang dinamis dan mandiri.


Reporter  : Anik Maghfiroh

Editor      : Dimas Prasetya

Redaktur : Humas Bagian Umum

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…