Print this page

Persiapan Penyusunan RIP, UIN Gus Dur Undang Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UNDIP

07 September 2022

Pekalongan (7/9) - Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan Stakeholder tentang Penyusunan Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Operasional (RENOP) Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid. FGD ini dilaksanakan pada Senin (5/9) di Hotel Dafam Kota Pekalongan. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pimpinan dan senat UIN Gus Dur dengan mengundang narasumber Prof. Dr. Ir. Purwanto., DEA, selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Diponegoro.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Gus Dur Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., mengatakan, roadmap yang disusun akan menjadi panduan atau peta agar menjadi visi misi bersama. “Ini merupakan pekerjaan yang rumit dan detail sehingga di UIN Gus Dur bukan hanya dokumen tetapi menjadi pegangan,” ungkap rektor. Rektor berpesan UIN harus menyusun dokumen-dokumen yang dapat menjadi pegangan bagi semuanya. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Prof. Maghfur, M.Ag. dalam kesempatan tersebut menyampaikan, UIN Gus Dur adalah milik bersama, maka penyusunan roadmap juga harus dilakukan secara bersama-sama.

Dalam penyampaian materinya, Prof. Purwanto mengatakan, Dokumen RIP Renstra dan RIP bukan hanya sebatas dokumen, melainkan sebagai pijakan ke depan UIN KH. Abdurrahman Wahid. Ia menyebut, terdapat beberapa Azas RIP yang perlu diperhatikan, yakni; transparansi, responsif, efisien, efektif, berkesinambungan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

Prof. Purwanto juga menggambarkan terkait arah perubahan lingkungan yang dialami saat ini. “Bagaimana dengan revolusi industri 4.0 dan society 5.0? nyatanya, saat covid-19 dipaksa untuk belajar daring dan bisa. Jadi untuk menuju perubahan memang kadang perlu dipaksa,” tuturnya. Ia menggambarkan UNDIP pada tahun 2035-2039 pada fase rujukan world class university (WCU) yang mana untuk mencapainya harus memenuhi indikator terkait pencapaian kinerja sebagai WCU, yakni; Academic reputation, Faculty/student ratio, Citation per faculty in Scopus, Employer reputation, Proportion of international students (banyak mahasiswa dari Thailand Selatan), International branding, dan Information accessibility (kerja sama di web yang ditulis secara jelas).

Pada sesi janya jawab, Prof. Purwanto menjelaskan, bilamana program studi menginginkan target unggul, maka data harus sudah ada. Dari data yang diperlukan di dokumen akreditasi perlu dibuat daftar. Misalnya, ada kerja sama program studi dengan mitra, ini sudah menjadi indikator, tinggal memasukkan ke dokumen renstra. Kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan akreditasi maka tidak perlu dikerjakan. “UNDIP memiliki 60 IKU karena IKU dari WCU, IKU dari Dikti, IKU dari program studi. IKU tersebut dijabarkan lagi dalam bentuk kegiatan sehingga program studi tidak perlu membuat renstra sendiri-sendiri,” terangnya.


Reporter   : Baryachi

Editor       : Dimas Prasetya

Redaktur   : Humas bagian Umum

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…