Penandatanganan ini menandai kerja sama antara kedua institusi dalam upaya pengembangan pendidikan Islam di negara minoritas Muslim. MoU ini menjadi landasan bagi kegiatan kolaboratif di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan publikasi serta pengabdian kepada masyarakat, serta peluang pengiriman alumni An-Nur untuk studi lanjut ke UIN Gus Dur Pekalongan..
Penandatanganan disaksikan oleh Prof. Sugeng Solahudin, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Gus Dur dan Luis Amaral Do Rego, Kepala SMA Islam An-Nur Dili Timor Leste. Usai penandatanganan, Prof. Muhlisin sebagai ketua tim peneliti merangkap Ketua Tim Delegasi UIN Gus Dur, menyampaikan antusiasnya dengan kerja sama ini. ”Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berada di negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim, Sekolah An-Nur memiliki misi yang mulia dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis. Kerja sama ini diharapkan bisa memberi dampak positif bagi kedua belah pihak, khususnya dalam bidang pengembangan kapasitas kelembagaan dan pengembangan SDM yang efektif," ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Sugeng yang juga menjadi bagian dari tim riset UIN Gus Dur, menambahkan bahwa kolaborasi ini juga mencakup berbagai aspek. "Kami berharap bisa berbagi pengalaman dan modal untuk mengirimkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang mengikuti praktikum di bidang pengalaman pembelajaran mata pelajaran yang relevan dengan kebutuhan Sekolah An-Nur. Tidak hanya itu, kami juga memberikan kesempatan para alumninya untuk dapat melanjutkan studi di UIN Gus Dur sesuai dengan peminatan program studi yang dibutuhkan,” ujar Prof. Sugeng.
Di sisi lain, Kepala Sekolah SMA An-Nur, Luis Amaraal Do Rego, juga menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi dengan UIN Gus Dur akan sangat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan Islam di Sekolah An-Nur. “Kami merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan UIN Gus Dur. Ini adalah peluang besar bagi kami untuk meningkatkan wawasan bagi keluarga besar sekolah An-Nur yang berbasis Islam di tengah masyarakat yang multikultural. Dengan dukungan dari UIN Gus Dur, kami berharap dapat memberikan pendidikan yang lebih baik dan relevan bagi para siswa kami, baik yang Muslim maupun non-Muslim,” tuturnya.
Kepala SMA juga menambahkan bahwa salah satu hal yang menjadi perhatian dalam kerja sama ini adalah pengembangan materi pembelajaran yang sesuai untuk siswa dari berbagai latar belakang agama. “Kami ingin semua siswa merasa nyaman dan mendapat manfaat dari pendidikan yang kami tawarkan, oleh karena itu kami terbuka untuk belajar dan medapatkan pengayaan wawasan dari para dosen UIN Gus Dur,” pungkasnya.
Penandatanganan MoU ini juga dihadiri oleh sejumlah pengurus Yayasan dan Pimpinan Struktural di lingkungan Yayasan An-Nur, yang menyambut gembira rencana kerjasama tersebut. Program-program yang dirancang dalam kerja sama ini diharapkan dapat segera dilaksanakan pada tahun 2025, mencakup tri dharma perguruan tinggi dan pemberian kesempatan studi lanjut serta bidang lain yang bersifat dinamis.
Kolaborasi ini merupakan terobosan UIN Gus Dur, setelah mendapatkan akreditasi Unggul, untuk menjangkau kemitraan di bidang pendidikan Islam di berbagai negara, terutama di lingkungan yang minoritas Muslim. Dengan MoU ini, diharapkan muncul sinergi yang memperkaya praktik pendidikan Islam yang inklusif, relevan, dan mampu menghadapi tantangan modern di tengah keberagaman budaya dan agama.
Kontributor : Prof. Muhlisin
Editor : Baryachi