Pada kegiatan ini disusun visi keilmuan enam prodi yang tergabung pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Gus Dur. Keenam prodi tersebut adalah Manajemen Dakwah, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bimbingan Penyuluhan Islam, Tasawuf dan Psikoterapi, Ilmu Hadits, dan Ilmu Al Qur'an dan Tafsir. Guna mendukung penyusunan visi keilmuan prodi, FUAD mengundang dua narasumber yang berkompeten dan berpengalaman yakni Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag., dan Dr. H. Abdul Muhaya, M.A.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FUAD Dr. H. Muhandis Azzuhri, M.A., dalam sambutan acara menyampaikan bahwa penyusunan visi keilmuan prodi merupakan kegiatan yang penting guna merumuskan ulang visi, misi, strategi dan tujuan dari prodi-prodi. Muhandis berharap agar perumusan visi keilmuan prodi ini dapat selaras dengan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) dan SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal).
Mengingat betapa urgensinya acara tersebut, maka acara dibagi menjadi dua hari dengan harapan penyusunan visi keilmuan masing-masing prodi berlangsung dengan maksimal. Pada hari pertama dibahas visi keilmuan tiga prodi yang masuk dalam kajian Dakwah dan Komunikasi yaitu Manajemen Dakwah, Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Bimbingan Penyuluhan Islam. Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag., selaku narasumber hari pertama menyampaikan urgensi memahami paradigma dan pendekatan Ilmu Dakwah sebelum menyusun visi keilmuan prodi.
M. Sulthon menyebut, paradigma dakwah atau pendekatan dakwah sebagai pandangan dasar tentang dakwah yang memberi kerangka dasar penelitian dan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan dakwah. Terdapat empat pendekatan dakwah yaitu pendekatan kultural, harakah, tabligh, dan pengembangan masyarakat. "Dari keempat pendekatan ini, yang paling cocok digunakan untuk UIN Gus Dur yaitu pendekatan kultural yang lebih berorientasi kepada manusia dan kebudayaan," kata M. Sulthon.
Reporter : Dimas Prasetya
Editor : S. Kohar
Redaktur : Humas Bagian Umum