KKN UIN Gus Dur Edukasi Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Warga Tanggeran  

02 April 2024

Pekalongan (02/04) - Mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan mengadakan kegiatan sosiaslisasi Ecology Healthy terkait pengolahan dan pemanfaatan sampah. Acara tersebut berlangsung di Balai Desa Tanggeran pada Kamis, 14 Maret 2024. Hal ini turut mengundang antusias masyarakat dan perangkat desa untuk menyikapi persoalan klasik yang belum menemukan solusi yang tepat yakni terkait sampah.

Menghadirkan Agus Nurokhim. S.Pd., sebagai narasumber. Ia memaparkan sampah dapat menjadi masalah besar apabila tidak ditangani dengan tepat, maka penting meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengolahan sampah dengan prinsip reduce, reuse dan recycle.

“Yang menjadi masalah di TPA tidak ada pengolahannya,  rata-rata sampah dari kecamatan Sragi dan Paninggaran dijadikan di satu TPA. Kemudian sampah-sampah plastik, botol diambil pemulung. Sedangkan yang organik ditinggalkan. Padahal yang menjadi masalah bukan hanya sampah anorganik saja, tapi juga organiknya,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus memaparkan secara detail bahwa pengolahan sampah sendiri berbeda, tergantung dari jenis sampahnya. Jika sampah plastik maka pemusnahannya dengan cara dibakar menggunakan kompor jelantah adjustable di mesin pembakar sampah. Lain dengan sampah bahan makanan maka pengolahannya dapat dilakukan dengan 3 cara yakni biopori, biogas dan biokonversi maggot.

Dari ketiga pengolahan tadi biokonversi maggot dan biogas yang diprektikkan pada kegiatan tersebut. Dilihat dari segi biaya dan metode, maggot atau lalat tentara hitam dinilai lebih efektif untuk mengurangi sampah organik.

Untuk 10.000 maggot dapat menghabiskan sekitar 1 kg sampah organik. Terdapat 40-50% protein pada maggot yang bagus untuk pakan ayam dan ikan.  

Pada pengolahan biogas alat yang dibutuhkan hanya galon bekas, sampah organik, air, balon dan selang. Untuk perbandingannya 1:1 antara sampah dan air,  setelah sampah dan air dimasukkan ke dalam galon, tutup rapat dan tunggu beberapa hari hingga balon mengembung berisi gas.

Hasil dari pengolahan biogas dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti LPG untuk memasak juga sebagai bahan  generator untuk menghasilkan listrik.

Terobosan pengolahan sampah organik selanjutnya yakni dengan budidaya maggot. Untuk budidaya maggot atau BSF (Black Soldief Fly) tergolong mudah, alat yang diperlukan berupa kandang lalat BSF yang dibuat dari kayu atau papan yang memiliki celah.

Langkah awal budidaya maggot dengan media penetasan telur dalam wadah plastik, media yang digunakan yaitu air dan dedak. Proses penetasan berlangsung 3-5 hari, maggot yang sudah berkembang selama 7 hari dan berukuran 3-4cm dipindahkan dalam media pembesaran.

Di dalam media pembesaran inilah sampah-sampah organik dapat diolah sebagai bahan pakan maggot. Sampah yang digunakan biasanya sampah dapur seperti sisa sayur, makanan atau buah-buahan.

Maggot yang sudah berusia 15-20 hari selanjutnya dapat dipanen dengan cara di ayak, kemudian dijadikan pakan ternak atau dijual sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Tanggeran.          

Dengan adanya kegiatan sosialisasi sampah diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Tanggeran untuk lebih bijak dalam mengelola sampah organik dan non organik.


Kontributor : Tim KKN Kelompok 19

Editor         : Anik Maghfiroh

                 
UIN K.H. Abdurrahman Wahid
Kampus 1: Jl. Kusuma Bangsa No.9 Kota Pekalongan 51141
Kampus 2: Jl. Pahlawan Km.5 Rowolaku Kajen Kab. Pekalongan 51161
Telp: +62 (285) 412575
Fax : +62 (285) 423418
Top
We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…