Bertempat di Student Centre UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, acara dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Muhlisin menuturkan bahwa manusia dalam hal ilmu dibagi menjadi empat, yakni aliman (orang alim), muta'alliman (pembelajar), sami'an (pendengar) dan muhibban (pecinta ilmu). “Kita bisa memilih di mana peran kita tapi jangan menjadi orang kelima,” tutur Prof. Muhlisin.

Pada kesempatan ini, Prof. Muhlisin mengajak peserta yang hadir untuk meneladani sembilan nilai Gus Dur yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan tradisi.

“Kita sebagai keluarga besar UIN Gus Dur perlu meneladani dan berusaha menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. Mahasiswa UIN Gus Dur secara tidak langsung juga merupakan duta nilai-nilai Gus Dur di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.

Dr. K.H. Moh. Fateh, selaku narasumber mengatakan tiga hal yg dapat kita pelajari dari Gus Dur. Yang pertama, Qonaah (sifat menerima). Gus Dur adalah Kyai kantong bolong, tidak pernah ada duit di kantongnya.  Kalau punya uang langsung dibagi-bagikan pada siapapun yang membutuhkan.

Kedua, moderat yaitu Gus Dur merupakan ikon dan pejuang moderasi beragama yang sekarang menjadi jargon Kementerian Agama. “Nilai yang sekarang menjadi trademark Kementerian Agama merupakan nilai yang diwariskan Gus Dur untuk umat Islam Indonesia yang menjadikan warna keberagamaan orang muslim di Indonesia berbeda dengan keislaman di negara lain,” tegas Kyai Fateh.

Yang ketiga, Insaniyyah (kemanusiaan). Gus Dur mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan senantiasa mendorong persaudaraan kemanusiaan, melampaui persaudaraan keagamaan (Ukhuwwah Islamiyah) dan persaudaraan kebangsaan (Ukhuwwah Wathaniyyah). Salah satu quotes Gus Dur yang terkenal Jika kamu berbuat baik, maka orang tidak akan tanya apa agamamu.

Penulis  : Baryachi

Editor    : Dimas Prasetya