Khafidz dan tim melakukan riset kualitatif berhasil memotret beruk, alat ukur yang terbuat dari tempurung kelapa atau batok yang telah dikeringkan dan dipotong dibagian ujungnya. Uniknya di era yang modern saat ini masyarakat setempat masih mempertahankan lokalitas untuk menjadi ukuran hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Masyarakat mempunyai alasan tersendiri diantaranya beruk dianggap mudah dan praktis dan sudah menjadi tradisi, dan menjadi ukuran dalam proses interaksi masyarakat seperti hajatan (nyumbang).
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Dr. Imam Kanafi, M.Ag., mengapresiasi hasil kinerja kerja tim penelitian. Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kontribusi nyata Perguruan Tinggi ialah menjaga tradisi masyarakat melalui penelitian. Hasil riset ini bisa menjadi ensiklopedia local knowledge masyarakat lokal yang masih mempertahankan tradisi,” tutur Prof. Imam. Dia juga mengungkapkan, sebagai jangka panjang nantinya bisa merekomendasikan agenda-agenda pembangunan yang dilakukan pemerintah tanpa meninggalkan lokalitas.
Najmul Afad, MA, selaku Kepala Pusat Penelitian pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menerangkan, penelitian yang dilakukan oleh Dr. AM. M. Khafidz MS., M.Ag., dan Marlina, M.Pd., adalah penelitian yang didanai oleh kampus yang sebelumny telah melalui proses seleksi yang ketat melalui skema litapdimas.
Penulis : M. Najmul Afad
Editor : Baryachi